Kamis, 15 November 2012

TECHNOLOGY : MENGENAL MOBIL CEPAT FERRARI

MENGENAL MOBIL CEPAT FERRARI


Ferrari adalah sebuah produsen mobil balap dan mobil sport Italia berperforma tinggi yang berbasis di Maranello, Italia. Ferrari didirikan oleh Enzo Ferrari pada tahun 1929, sebagai "Scuderia Ferrari", perusahaan yang mensponsori para pembalap dan membuat mobil balap sebelum pindah ke produksi kendaraan komersial yang dikenali sebagai Ferrari pada tahun 1947. Sepanjang sejarahnya, perusahaan ini telah berpartisipasi paling lama dalam dunia balap, terutama di Formula Satu, di mana telah sukses besar.
Perusahaan ini kemudian juga mengembangkan produksi mobil independen pada 1946, dan kemudian menjadi Ferrari S.p.A., dan sekarang dikuasai oleh grup Fiat. Perusahaan ini bermarkas di Maranello, dekat Modena, Italia.

Berikut Cuplikannya


Sekilas kalau ingin lihat mobilnya


Gambar tersebut adalah Ferrari 458 Spider.
Model supercar ini dibanderol dengan harga sekitar Rp 2 miliar. Sedangkan di Negeri Jiran, Malaysia dihargai Rp 1,9 juta ringgit atau setara Rp 5,6 miliar.

Model ini dilengkapi degan mesin V8 berkapasitas 4.5 liter. Dengan disematkan mesin ini, maka  Ferrari 458 Spider mampu menghasilkan tenaga hingga 462 bhp pada 9.000 RPM, yang disalurkan oleh transmisi dual-clutch F1, dengan tujuh kecepatan paddleshift. 

Ferrari 458 Spider juga memilii sistem atap yang bisa dibuka secara otomotis hanya dalam tempo 14 detik saja. Sedangkan untuk akselerasi dari 0-100 km/jam dapat ditempuh dalam 3,4 detik. 

Sementara untuk kecepatan turun dari 325 km/jam menjadi 318,6 km/jam akibat penambaan bobot tersebut.

Bagaimana Cepat bukan..

Senin, 05 November 2012

KESEHATAN : DIARE


DIARE
Pengertian Diare
            Diare didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang BAB-nya (buang air besar) ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya, lazinnya 3 kali atau lebih dalam satu hari.
Penyebab terjadinya Diare
            Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare, yaitu:
  1. Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.
Parasit cryptosporidium atau microsporidium menyebabkan diare yang terjadi pada banyak Odha. Kejadian infeksi parasit ini sudah menurun di AS sejak terapi antiretroviral (ART) dipakai.
  1. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
Beberapa jenis obat yang dipakai oleh Odha dapat menyebabkan diare. Hal ini sering berlaku dengan nelfinavir, ritonavir, Kaletra, ddI, foskarnet, tipranavir dan interferon alfa.
  1. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
  2. Pemanis buatan
  3. Penyebab lain
Memakai antibiotik dapat membunuh bakteri “baik” dalam perut dan usus, dan ini dapat menyebabkan diare. Diare juga dapat disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mencernakan produk susu (intoleransi laktosa), oleh masalah pankreas, atau oleh stres emosi.
      Namun, jika sudah berbicara mengenai perilaku masyarakat, memang terdapat beberapa contoh perilaku atau tindakan yang dapat membuat masyarakat terkena diare. Contohnya saja kebiasaan-kebiasaan yang masyarakat sering lakukan setiap harinya seperti:
-          mencuci tangan menggunakan sabun dengan benar pada saat; sebelum makan, setelah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan
-          meminum air minum sejat atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus dengan sinar matahari atau proses klorinasi
-          pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tersemar serangga
-          membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan septic tangki.
Walaupun perilaku atau tindakan seperti yang sudah disebutkan di atas merupakan satu hal yang sangat mudah, tapi masih saja sempat dilewatkan begitu saja.

Salah satu penyebab diare antara lain karena masyarakat tidak disiplin menerapkan perilaku bersih. Perilaku umum adalah saat mencuci tangan tidak menggunakan sabun, padahal di tangan mereka banyak kuman yang menempel. Sangat sedikit orangtua yang mengajari anaknya mencuci tangan dengan sabun, terutama di level ekonomi bawah.
Penanganan makanan yang tidak benar juga menjadi penyebab diare. Mencuci makanan mentah adalah hal yang umum dilakukan masyarakat Indonesia. Akan tetapi, banyak orang melakukannya dengan cara yang tidak benar sehingga berisiko terkontaminasi bakteri kembali. Bahkan, masih ada yang tidak mau mencuci makanan menggunakan air mengalir, tetapi lebih memilih menggunakan air dalam baskom.


Gejala Diare
            Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai:
  • Muntah
  • Badan lesu atau lemah
  • Panas
  • Tidak nafsu makan
  • Darah dan lendir dalam kotoran
            Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan.
            Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejal-gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.
            Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak. Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.
Cara Penularan
            Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang terkontaminasi tinja / muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan.

 Faktor yang mempengaruhi diare
- Lingkungan Gizi Kependudukan
- Pendidikan Sosial Ekonomi dan Prilaku Masyarakat
- Faktor kognitif atau pemanfaatan sanitasi


KULINER : RAINBOW CAKE


RAINBOW CAKE

Rainbow Cake memang sangat lezat banget saat dan nyaman saat di pandang karena bentuknya seperti pelangi membuat perut kita lapar nah kali ini akan berbagi resep rainbow cake. kue ini bisa di sajikan pada saat lebaran dan di temani kue kering lainnya seperti kue kering nastar Kaitlin Flannery adalah orang pertama yang membuat rainbow cake, resep rainbow cake sangat lah mudah seperti resep kue kering dan Kue dengan warna-warni bagai pelangi ini sedang digemari oleh berbagai kalangan. Begitu banyak pencarian mengenai resep membuat rainbow cake ataupun cara membuat rainbow cake. Ketenaran dari Rainbow Cake ini sudah mendunia, bukan hanya di luar negeri, Indonesia pun juga sedang booming dengan kue ini.



Resep Rainbow Cake : 



  • 400 gr gula
  • 5 butir putih telur
  • 226 gram butter
  • 1/2 sdt garam
  • 4 sdt baking powder
  • 355 gr susu UHT
  • 375 gram tepung
  • 6 jenis warna / pewarna makanan (merah, kuning, orange, biru, hijau, ungu)
  • 2 sdt vanila esens
  • 100 gr mentega putih Springkle warna warni
  • 100 gr cream cheese


Cara Membuat Rainbow Cake :

  • Campur tepung, vanila esens, bakin powder, serta garam di dalam satu wadah, lalu sisihkan. 
  • Kocoklah putih telur, hingga tampak kaku, lalu sisihkan.
  • Kocoklah butter dan gula, hingga lembut. Lalu tambahkan putih telur yang telah dikocok tadi sedikit demi sedikit.
  • Tambahkan campuran tepung tadi beserta susu UHT secara bergantian ke dalam adonan telur tersebut, lalu aduklah hingga rata.
  • Tuang adonan tersebut ke dalam 6 wadah, lalu beri pewarna sesuai Rainbow Cake (6 Warna)
          Pewarna yang akan digunakan untuk membuat rainbow cake haruslah pewarna yang memang khusus untuk makanan. oleh karena itu, penting juga buat kita mengetahui dan memilih pewarna makanan yang baik yang akan kita gunakan.

  • setelah memberi warna, pangganglah adonan tersebut ke dalam suhu 160'C selama kurang lebih 15-20 menit.
  • Setelah itu, dinginkan dan susun secara bertumpuk sesuai urutan warna selera Anda.
  • Kocok cream cheese, serta mentega putih, hingga lembut.
  • Setelah itu oleskan pada cake, pada bagian atas.
  • Hiasi Cake dengan sprigkle warna-warni.
  • Taraaa,..Rainbow Cake sudah siap dihidangkan.
  • Agar Rainbow Cake buatan Anda tersebut tampak cantik, potonglah cake, dengan tujuan untuk memamerkan bagian dalam Rainbow Cake yang warna-warni.

KULINER : KUE BOLU KUKUS


KUE BOLU KUKUS


KUE BOLU KUKUS

Bahan :
6 butir kuning telur
2 butir putih telur
80 gram gula palem
50 gram gula pasir
1/2 sdt cake emulsifier
125 gram tepung terigu
1 sdm kayu manis bubuk atau bumbu spekuk
100 gram margarine, lelehkan
150 gram kismis
100 gram campuran ceri merah hijau, potong-potong
Hiasan : cokelat masak leleh

Cara membuat :
1.    Siapkan loyang bentuk cincin ukuran 600 ml, olesi dengan margarine dan taburi tepung terigu, siapkan dandang yang cukup untuk ukuran loyang, panaskan.
2.    Kocok telur bersama gula palem, gula pasir dan cake emulsifier, kocok hingga mengembang dan lembut.
3.    Masukkan tepung terigu dan bubuk kayu manis, aduk rata, masukkan margarine cair, aduk rata, tambahkan kismis dan ceri merah hijau, aduk rata tuangkan kedalam loyang.
4.    Kukus selama 30 menit hingga matang, angkat, dinginkan dan hias dengan cokelat masak. Potong-potong sajikan.


KULINER : WHITE FRUIT CAKE


WHITE FRUIT CAKE

White Fruit cake ini cocok untuk cemilan ringan di sore hari, rasanya manis legit dan segar, dan padat isi buahnya, cemilan ringan cake buah ini cocok bagi para pecinta cake. bagaimana cara membuat white fruit cake? yuk simak resep membuat white fruit cake di bawah ini.



Bahan:
220 g mentega
300 g gula pasir
4 kuning telur ayam
4 putih telur ayam
60 g mixed peel
100 g currant
150 g manisan ceri
300 g kismis
180 g tepung terigu
60 ml jus jeruk
Cara membuat:
Kocok mentega dan gula hingga lembut.
Tambahkan kuning telur, kocok rata.
Masukkan buah-buahan dan jus jeruk, aduk rata.
Tambahkan terigu, aduk rata.
Kocok putih telur hingga kaku.
Masukkan ke dalam adonan, aduk rata.
Tuang ke dalam loyang, ratakan.
Panggang dalam oven 180 C selama 30 menit.
Angkat dan dinginkan.

sumber: anekakuliner.com

KESEHATAN : PENYAKIT TBC


Penyakit TBC


Pengertian Penyakit TBC


Tubercolusis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tubercolusis. Kuman ini biasanya menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang bagian lain dari tubuh seperti ginjal, tulang, dan otak. Jika tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan kematian. Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja.

Penyebab Penyakit TBC

            Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

                                                    Bakteri Mikobakterium tuberkulosa

Cara Penularan Penyakit TBC

            Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.


Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
            Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.
Gejala Penyakit TBC
            Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.

- Gejala sistemik/umum

  • Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
  • Penurunan nafsu makan dan berat badan.
  • Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
  • Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

- Gejala khusus

  • Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
  • Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
  • Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
  • Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
            Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.

Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Penyakit TBC

            Untuk terpapar penyakit TBC pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: status sosial ekonomi, status gizi, umur jenis kelamin, dan faktor toksis untuk lebih jelasnya dapat kita jelaskan seperti uraian dibawah ini :
1. Faktor Sosial ekonomi
            Di sini sangat erat dengan keadaan rumah, kepadatan hunian, lingkungan perumahan, lingkungan dan sanitasi tempat bekrja yang buruk dapat memudahkan penularan TBC. Pendapatan keluarga sangat erat juga dengan penularan TBC, karena pendapatan yang kecil membuat orang tidak dapat hidup layak dengan memenuhi syarat – syarat kesehatan.
2. Status Gizi.
            Keadaan malnutrisi atau kekurangan kalori, protein, vitamin, zat besi dan lain – lain akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang sehingga rentan terhadap penyakit termasuk TB-Paru. Keadaan ini merupakan faktor penting yang berpengaruh di negara miskin, baik pada orang dewasa maupun pada anak – anak.
3. Umur.
            Penyakit TB-Paru paling sering ditemukan pada usia muda atau usia produktif (15-50 ) tahun. Dewasa ini dengan terjadinya transisi demografi menyebabkan usia harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi. Pada usia lanjut lebih dari 55 tahun sistem imunologis seseorang menurun, sehingga sangat rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit TB Paru.
4. Jenis Kelamin.
Penyakit TB-paru cenderung lebih tinggi pada jenis pada jenis kelamin laki –laki dibandingkan perempuan. Menurut WHO, sedikitnya dalam periode setahun ada sekitar 1 juta perempuan yang meninggal akibat TB-paru, dapat disimpulkan bahwa pada kaum perempuan lebih banyak terjadi kematian yang disebabkan oleh TB-Paru dibandingkan dengan akibat proses kehamilan dan persalinan. Pada jenis kelamin laki – laki penyakit ini lebih tinggi karena merokok tembakau dan minum alkohol sehingga dapat menurunkan sistem pertahannan tubuh, sehingga lebih mudah dipaparkan dengan agent penyebab TB-Paru.
            Selain itu, meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.
            Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. 

Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak. Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul.
            Imunisasi BCG merupakan salah satu upaya pengendalian infeksi tuberculosis. Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). 
BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. BCG ulangan tidak dianjurkan karena keberhasilannya diragukan. Vaksin disuntikkan secara intrakutan pada lengan atas, untuk bayi berumur kurang dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,05 mL dan untuk anak berumur lebih dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,1 mL. Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan, sebanyak 50.000-1.000.000  artikel/dosis. 


            Kontraindikasi untuk vaksinasi BCG adalah penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita leukemia, penderita yang menjalani pengobatan steroid jangka panjang, penderita infeksi HIV). Imunisasi BCG telah digunakan selama bertahun-tahun,  namun sulit menentukan dampaknya terhadap morbiditas penyakit pada suatu populasi, karena imunisasi BCG terutama diberikan pada anak di negara berkembang sementara kejadian infeksi TB pada orang dewasa masih tinggi dan sumber penularan terutama dari TB dewasa.  

Penegakan Diagnosis

            Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:
  • Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
  • Pemeriksaan fisik.
  • Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
  • Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
  • Rontgen dada (thorax photo).
  • Uji tuberkulin.

PENCEGAHAN PENYAKIT TBC

            Tindakan pencegahan ini sebenarnya dapat dikerjakan oleh semua pihak seperti: penderitaan, masyarakat dan petugas kesehatan.
A. Pengawasan Penderita, kontak dan lingkungan
1. Oleh penderita, dapat dilakukan dengan menutup mulut sewaktu batuk dan membuang dahak tidak disembarangan tempat.
2. Oleh masyarakat dapat dilakukan dengan meningkatkan dengan terhadap bayi harus diberikan vaksinasi BCG.
3. Oleh petugas kesehatan dengan memberikan penyuluhan tentang penyakit TB yang antara lain meliputi gejala bahaya dan akibat yang ditimbulkannya.
4. Isolasi, pemeriksaan kepada orang–orang yang terinfeksi, pengobatan khusus TBC. Pengobatan mondok dirumah sakit hanya bagi penderita yang kategori berat yang memerlukan pengembangan program pengobatannya yang karena alasan – alasan sosial ekonomi dan medis untuk tidak dikehendaki pengobatan jalan.
5. Des-Infeksi, Cuci tangan dan tata rumah tangga keberhasilan yang ketat, perlu perhatian khusus terhadap muntahan dan ludah (piring, hundry, tempat tidur, pakaian) ventilasi rumah dan sinar matahari yang cukup.
6. Imunisasi orang–orang kontak. Tindakan pencegahan bagi orang–orang sangat dekat (keluarga, perawat, dokter, petugas kesehatan lain) dan lainnya yang terindikasinya dengan vaksi BCG dan tindak lanjut bagi yang positif tertular.
7. Penyelidikan orang–orang kontak. Tuberculin-test bagi seluruh anggota keluarga dengan foto rontgen yang bereaksi positif, apabila cara–cara ini negatif, perlu diulang pemeriksaan tiap bulan selama 3 bulan, perlu penyelidikan intensif.
8. Pengobatan khusus. Penderita dengan TBC aktif perlu pengobatan yang tepat obat–obat kombinasi yang telah ditetapkan oleh dokter di minum dengan tekun dan teratur, waktu yang lama (6 atau 12 bulan). Diwaspadai adanya kebal terhadap obat-obat, dengan pemeriksaaan penyelidikan oleh dokter.

B. Tindakan Pencegahan.

1. Status sosial ekonomi rendah yang merupakan faktor menjadi sakit, seperti kepadatan hunian, dengan meningkatkan pendidikan kesehatan.
2. Tersedia sarana-sarana kedokteran, pemeriksaan pnderita, kontak atau suspect gambas, sering dilaporkan, pemeriksaan dan pengobatan dini bagi penderita, kontak, suspect, perawatan.
3. Pengobatan preventif, diartikan sebagai tindakan keperawatan terhadap penyakit inaktif dengan pemberian pengobatan INH sebagai pencegahan.
4. BCG, vaksinasi diberikan pertama-tama kepada bayi dengan perlindungan bagi ibunya dan keluarganya. Diulang 5 tahun kemudian pada 12 tahun ditingkat tersebut berupa tempat pencegahan.
5. Memberantas penyakit TBC pada pemerah air susu dan tukang potong sapi dan pasteurisasi air susu sapi .
6. Tindakan mencegah bahaya penyakit paru kronis karena menghirup udara yang tercemar debu para pekerja tambang, pekerja semen dan sebagainya.
7. Pemeriksaan bakteriologis dahak pada orang dengan gejala TBC paru.
8. Pemeriksaan screening dengan tuberculin test pada kelompok beresiko tinggi, seperti para emigrant, orang–orang kontak dengan penderita, petugas dirumah sakit, petugas/guru disekolah, petugas foto rontgen.
9. Pemeriksaan foto rontgen pada orang–orang yang positif dari hasil pemeriksaan tuberculin test.